OSAMA BIN LADIN DAN AL-QAEDA
June 20, 2007 at 12:12 pm (Terorisme)
Pointers Short Course Kekerasan ke-7 (09/02/2007)
PUKULAN BALIK I:
Ihsan Ali-Fauzi
Model Baru Kaitan Islam dan Kekerasan
· Awal 1990: perubahan dramatis dalam pola hubungan antara Islam dan kekerasan. Kekerasan politik, yang sebelumnya dikaitkan dengan gerakan-gerakan Islam, kini mulai diprakarsai oleh kalangan “neo-fundamentalis”. Organisasi-organisasi ini tidak terkait dengan satu negara tertentu, tidak memiliki agenda ke-negara-an, bekerja pada level internasional, dan terutama menargetkan pemerintahan-pemerintahan Barat dan simbol-simbolnya, bukan pemerintahan-pemerintahan lokal (al-`aduw al-ba`id versus al-`aduw al-qarib).
· Perubahan ini hampir tak teridentifikasi, karena sepanjang dua dekade sebelumnya, gerakan-gerakan di atas menjadi kawan strategis AS dan aliansinya di negara-negara Muslim (Pakistan dan Saudi) dalam melawan komunisme, Syi`ah radikal dan bahkan nasionalisme Arab yang kekiri-kirian. Titik tertinggi aliansi itu adalah Peshawar, untuk menghambat invasi Soviet dan ekspor revolusi Iran, di mana energi kritis kalangan Islam militan dialihkan dari rezim dalam negeri ke penjahat bersama di luar negeri.
Ada Apa? Teori “Pukulan Balik”
· Teori Mahmood Mamdani (2004: 129-130): Jihad Afghan adalah jihad Amerika. “Bagaimana Islamisme sayap-kanan, sebuah kecenderungan ideologis yang didukung oleh hanya segelintir orang yang terpencar-pencar sebelum Perang Afghanistan, berkembang menjadi kekuatan yang mampu mewarnai percaturan politik global pasca 11 September? Jawabannya terletak pada jihad Afghan, yang telah mengubah kecenderungan itu [Islamisme sayap-kanan] menjadi bukan saja sebuah organisasi, jumlah orang, ketrampilan, jangkauan, dan rasa percaya-diri, tetapi juga tujuan yang koheren. Sebelum perang Afghan, sayap kanan dari Islam politik itu terbelah ke dalam dua kelompok: yang diidentifikasikan dengan rezim-rezim pro-AS, seperti Saudi Arabia dan Pakistan, dan yang menentang rezim-rezim ini, memandangnya sebagai kaki-tangan (stooges) AS yang telah mengkhianati perjuangan Palestina. Namun demikian, tidak sebagaimana kalangan Islamis yang mengorganisasikan partai-partai politik dan berupaya memobilisasi rakyat biasa ke dalam aktivitas politik, para Islamis sayap-kanan tidak memiliki program kecuali tindakan-tindakan teror di perkotaan yang dilangsungkannya sesekali (isolated). Hingga perang Afghan, kalangan Islamis sayap-kanan yang tidak berkuasa sama sekali tidak memiliki aspirasi untuk mengumpulkan kekuatan dari organisasi rakyat atau kemungkinan untuk memperoleh dukungan kekuatan dari sumber alternatif. Pemerintahan Reagan telah menyelamatkan Islamisme sayap-kanan dari jalan buntu historisnya (historical cul-de-sac). Jihad AS mengklaim bahwa ia membangun infrastruktur Islam dari aksi pembebasan, tetapi dalam kenyataannya menyiapkan sebuah ‘infrastruktur teror’ yang memanfaatkan simbol-simbol Islam agar bisa masuk ke dalam jaringan dan komunitas Islam.”
·
Read More